Guru merupakan tonggak utama dalam membentuk dan membangun siswa menjadi generasi lebih baik, lebih aktif dan produktif. Seorang guru bukan hanya tentang mengajar tetapi juga sebagai seorang pembimbing dan contoh tauladan bagi siswa. Guru harus mampu bagaimana dia bisa membentuk karakter siswa yang baik, berakhlak yang baik, mengajarkan bagaimana cara bersosial yang baik, bukan hanya di sekolah, tapi juga masyarakat karena guru bukan hanya pengajar, tapi juga seorang pendidik
Menjadi seorang guru adalah pekerjaan yang sangat mulia, bagaimana tidak, mereka mengemban berbagai Amanah dan multiperan. Bukan hanya di dalam kelas, namun mereka juga terlibat dalam kegiatan di masyarakat. Peran seorang guru dalam sosial sangat penting dalam membentuk generasi muda. Mereka bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, tetapi juga memiliki peran yang luas untuk membantu siswa berkembang dengan baik.
Peran social guru juga baik dalam dunia pendidikan untuk menciptakan generasi yang berkualitas dan siap menghadapi masa depan. Pendidik harus mampu menghadapi tantangan dalam lingkungan pendidikan saat ini. Perubahan sosial, perkembangan teknologi dan isu global yang menuntut guru untuk terus beradaptasi dan selalu memberikan Pendidikan yang selaras dengan perkembangan zaman.
Pendidik perlu memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk menciptakan pengalaman yang menarik dan bermakna. Dengan ini guru dapat memberikan akses informasi yang lebih meluas. Selain itu, menjadi guru tidaklah mudah, keragaman siswa juga menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi. Seorang siswa berbeda latar belakang, berbeda pula kecerdasan dan pemikirannya. Seorang pendidik perlu memiliki pemahaman tentang persoalan ini. Mereka perlu memahami dan menghargai setiap perbedaan, untuk membangun hubungan yang baik dengan siswanya.
Hal ini penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk memberikan dukungan penuh kepada guru. Dukungan ini bisa berupa pelatihan, insfrastruktur yang memadai, jaminan jam mengajar dan tunjangan profesi, serta kesejahteraan bagi guru.Selain itu, perlu adanya pengakuan yang lebih besar terhadap peran guru dan apresiasi terhadap mereka dalam membentuk masa depan generasi muda yang baik.
Menjadi seorang guru tidaklah mudah,terlebih pada zaman saat ini,jika dulu seorang siswa benar-benar dititipkan kepada guru dalam semua hal jika berada di lingkungan sekolah.
Sepertinya hal itu tidak berlaku pada perkembangan zaman saat ini,Banyak sekali kasus guru dilaporka oleh orang tua karna hal yang belum tentu benar,seperti kasus yang terjadi belakangan ini. Jangankan memukul, memberikan nasehat saja sudah di anggap salah.Contohnya saja kronologi yang terjadi di Bengkulu,seorang guru diketapil wali murid, hingga mengalami kerusakan pada matanya karna menasehati anaknya yang ketauan merokok,sungguh sangat miris mendengarnya. Mengapa orang tua menghakimi sendiri,tanpa bertanya, apa salah dari anak mereka,seharusnya sebagai wali murid mereka menanyakan apa yang sebenarnya terjadi,bukan hanya mendengarkan cerita sepihak.
Terkadang, jika difikir dalam hal ini tidak sepadan dengan apa yang dilakukan oleh seorang guru. Mereka berfikir memutar otak, bagaimana caranya agar bisa memberikan Pendidikan yang baik dan berkualitas agar anak didiknya menjadi orang yang sukses dikemudian hari.
Sejauh itu bisa mereka fikirkan, karna jika anak didiknya sukses, mereka juga ikut bangga, tanpa meminta apapun dari mereka. Tapi tak jarang mereka menyepelekan hal ini. Begitu banyak pengorbanan yang telah diberikan, bukan hanya soal waktu, fikiran dan tenaga, bahkan kesabaran menjadi salah satu tuntutan, karna sedikit banyak mereka akan menemui siswa dengan berbagai karakter dan keunikannya.
Menjadi seorang pendidik adalah pekerjaan yang sangat Istimewa, karna membutuhkan banyak keahlian yang harus dimiliki dalam memimpin generasi muda. Guru bukan hanya pengajar bagi siswa, tapi juga sebagai mentor dan contoh teladan, bukan hanya mengajar tentang ilmu pengetahuan, namun juga mengajarkan keterampilan sosial, untuk mempersiapkan hidup di masyarakat. Maka dari itu pantas memang apabila seorang guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
Author: Evi Yuliani- Mahasiswi PGMI smt 4
Editor: Nabila N.A