Karya fenomenal Syekh Muhammad Ali Ash-Salabi dengan judul Shalahuddin Al-Ayyyubi wa Juhuduhu fil Qadha’ ala Ad-Daulah Al-Fathimiyah wa Tahriri Baitil Maqdis menjadikan Mesir dijuluki sebagai Bumi Kinanah. Selain itu, julukan lain terkait Mesir ialah The Mother of the World, Negeri Piramida, Negeri Para Nabi dan juga Negeri Fir’aun dan bala tentara dengan kisah Laut Merah. Namun, Mesir memiliki nilai estetikanya tersendiri yang diminati oleh pelajar Indonesia untuk melancong menjejaki kaki di Bumi Kinanah itu.

Salah satunya ialah Indatun Ni’mah, seorang mahasiswi STAI Miftahul Ulum Lumajang yang pindah untuk melanjutkan pendidikannya di Negara Mesir pada 2023 lalu. Indah panggilan akrabnya, termasuk mahasiswi berprestasi baik di bidang formal juga non formal. Tidak hanya itu, kejuaraan di berbagai event juga disabetnya, seperti juara mengaji kitab tingkat madrasah Ibtida’iyah juga tingkat Tsanawiyah yang diadakan oleh Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Tak lain seorang Indah selalu menempati juara umum.

Penulis melakukan wawancara untuk mengulas lebih dalam kisah Indah ini, “Alasan kenapa saya memilih Mesir itu cuma satu, karena ada Universitas Al Azhar, mungkin kalau tidak ada Al Azhar Asyarif, mesir sama halnya dengan negara lain pada umum nya” ujar Indah, 06/07/2024.

Indah mengaku bukan hal mudah masuk ke Al Azhar tetapi juga membutuhkan waktu dan ekstra kesabaran, selain harus beradaptasi dengan suasana baru ia juga harus menyesuaikan kebiasaan dan adab orang mesir, sehingga mahasiswa dari Indonesia memberikan kesan baik terhadap orang mesir. Selain itu, jauh dari keluarga juga menjadi hal berat bagi indah untuk menjalani kehidupan di negeri orang, tapi tak menjadikannya goyah dan sangat bersyukur karena selain cita-citanya juga menjadi bagian takdir sehingga ia bisa kuliah di Mesir yang mana termasuk kampus Islam tertua di dunia.

“kenapa harus Al Azhar? karena Al Azhar merupakan kiblatnya ilmu, apalagi ilmu agama, ya meskipun disini juga bukan hanya ilmu agama saja, tetapi juga ilmu umum, seperti kedokteran dan lain lain, ilmu agama disini sudah sesuai dengan manhaj Ahlusssunnah Wal Jamaah seperti yang saya pelajari dan amaliah sehari-hari, maka Nahdiyyin seperti kita tidak perlu meragukan lagi” terangnya.

Selain sebagai kampus tertua, kredibilitas mengenai ilmu agama yang dimilikinya sudah diakui di seluruh penjuru dunia, universitas ini juga terletak di kawasan Kairo dan menjadi pusat studi Islam Sunni yang toleran dan juga moderat.

Indah juga mengaku bahwa kehidupan di mesir juga relative murah tidak terlalu mahal untuk standar kehidupan di negara Timur Tengah, baik dari keluarga kaya maupun keluarga sederhana In syaa Allah masih mampu menjalani kehidupan di Mesir, di bandingkan biaya kehidupan di negeri lain mesir termasuk terjangkau, selain itu kuliah di Al Azhar juga bisa didapatkan secara gratis asalkan syarat dasar untuk kuliah disana terpenuhi, yakni menguasai Bahasa Arab, memiliki hafalan minimal 2-3 juz dan bersedia mengikuti setiap tes yang diberikan dari berbagai jalur penerimaan yang berbeda.

“Selain kuliah kita juga bisa belajar sejarah, seperti berziarah ke makam-makam auliya’, banyak majelis talaqqi yang mana saat di Indonesia kita mempelajari kitabnya saja, tapi disini kita bisa sekaligus berziarah dan merupakan nikmat yang patut kita syukuri, selain belajar kita juga bisa menikmati dan mengeksplor mesir dari berbagai sisi” terangnya.

Mesir juga tempatnya ulama’ Islam fundamental, Syekh Mutawalli al-sya’rawi, Syekh Ramadhan al-Bouti dan juga penyair Mahmud Sami Pasha bin Hasan Husni Bek Al-Barudi. Salah satu syair Mahmud Sami al Barudi perlu dikutip sebagai pemantik semangat para generasi muda untuk tidak menyia-nyiakan waktunya, berusaha semampu dan sepenuhnya untuk masa depan bahagia dan juga mewakili opini sederhana ini:

ذهب الصبا وتولت الأيام … فعلى الصبا وعلى الزمان سلام

Author: Izza Afkarina_ Mahasiswi HES smt IV

Editor: Nabila N.A