Seseorang yang terlihat mudah dalam segala pencapaian dalam hidupnya tak lepas dari melewati proses panjang yang melelahkan, hingga hampir menyerah bahkan. Namun sangat amat disayangkan, seseorang yang melihat keberhasilan orang lain hanya fokus akan hasil, tanpa melihat proses panjang yang melelahkan tersebut. Tak jarang banyak orang yang gagal di tengah jalan, karena kurangnya persiapan mental yang kuat akan realita kehidupan, seperti adanya batu gragal kegagalan yang juga menjadi bagian dari proses. Perlu digaris bawahi kegagalan itu koma bukan titik untuk pemberhentian Langkah kita, gagal hari ini berarti kita harus mencoba lagi lagi dan lagi.
Seperti halnya seorang penulis, banyak orang yang berpresepsi bahwa menjadi seorang penulis, suatu pekerjaan bercanda dengan hasil yang tak terduga, dan ada pula yang memandang sebelah mata, akan masa depan seorang penulis yang tidak tampak nyata. Faktanya, menjadi seorang penulis tidak semudah yang mereka fikirkan. Banyak ilmu yang harus kita serap, mulai dari ilmu kepenulisan, hingga ide-ide yang perlu kita tuangkan di dalam sebuah tulisan yang renyah dihidangkan pada pembaca.
Menjadi seorang penulis adalah tanggung jawab atas apa yang kita dakwahkan dalam tulisan dan gagasan, mengekspresikan diri namun tetap dengan visi memberikan efek positif pada pola pikir pembaca. Karena mau tidak mau, disadari atau tidak, bahwa membaca itu bisa mempengaruhi pola pikir seseorang dan itu benar adanya. Seseorang lebih kreatif itu tidak hanya tingginya pendidikan yang ia tempuh, namun juga seberapa sering ia membaca. Apapun profesi yang sedang digeluti, membaca ialah pembuka cakrawala diri. Tak jarang kita mendengar seorang pendidik selalu berkata pada kita generasi muda dan ingin instan saja “Kalian itu bukan tidak bisa tetapi kurang membaca”. Jadi dapat disimpulkan bahwa tulisan seseorang bisa mempengaruhi bagaimana cara berfikir seseorang.
Tidak lupa pula selalu libatkan Tuhan dalam apa pun yang kamu kerjakan. Selain untuk menghindari kekecewaan, juga untuk selalu berlapang dada dalam menerima segalanya. Kerja keras, belajar, membaca, merefleksikan diri, instropeksi dan selalu tawakkal kerap di lakukan. Dengan yakin jika usaha tidak akan menghianati hasil yang akan mengantarkan kita pada tangga keberhasilan selanjutnya.
Menulis tidak hanya tentang uang, tapi sebuah peluang bagaimana cara kita menyampaikan pesan yang tersirat dalam karya yang kita terbitkan, mendakwahkan secercah ilmu yang didapatkan, itulah yang utama. Menjadikan diri bagaimana terus bermanfaat untuk orang sekitar memberikan efek positif pada para readers dengan mereka membaca karya kita. Seperti tulisan dari Imam Al-Ghazali “ Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis”.
Author: Hikmatul Ainur Rohmah_ Mahasiswi PGMI Smt 4
Editor: Nabila N.A