LUMAJANG – Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Miftahul Ulum melounching prodi baru seiring dengan diterimanya Surat Keputusan (SK) untuk empat program studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Pendidikan Bahasa Arab (PBA) dan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT). SK diberikan langsung oleh Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama RI Prof. Dr. Suyitno M.Ag kepada Ketua STIS Miftahul Ulum Muhammad Hisan, S.Psi., M.Sos di Aula Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Sabtu 11 Juni 2022.
Dalam sambutannya Muhammad Hisan menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Suyitno M.Ag yang telah bersedia hadir langsung di STIS Miftahul Ulum untuk menyerahkan SK Prodi. Kata dia, sebagai kampus baru yang berdiri pada tahun 2013, STIS Miftahul Ulum pertama kali diberi amanah dua prodi diantaranya Hukum Ekonomi Syariah dan Hukum Keluarga.
“Alhamdulillah, animo masyarakat sangat luar biasa terhadap keberadaan dua program studi ini. Sampai detik ini tercatat total mahasiswa sekitar 750 mahasiswa dan sudah meluluskan 3 angkatan, grafiknya pun terbilang luar biasa. Angkatan pertama meluluskan 178 mahasiswa kemudian angkatan kedua 197 dan angkatan ketiga 234. Jadi, total semenjak berdirinya kampus ini, kami sudah meluluskan 609 mahasiswa,” bebernya.
Tentunya, lanjut Muhammad Hisan, banyaknya mahasiswa STIS Miftahul Ulum ini yang menjadi salah satu latar belakang kenapa kampus ini mengajukan prodi baru ke Kemenag RI. Jadi, pengajuan prodi baru ini bukan ajang gengsi. Tapi, memang atas permintaan masyarakat yang menginginkan ada banyak pilihan jurusan di STIS Miftahul Ulum.
Fakta antusiasme masyarakat, sambung Muhammad Hisan, input kampus STIS Miftahul Ulum ini cukup dari lembaga internal yayasan, Aliyah di sini setiap tahun meluluskan 700-800 siswa, belum lagi majelis keluarga Yayasan Miftahul Ulum yang membuka pesantren di Tanggul dan Sumberbaru yang juga ada lembaga pendidikan Aliyahnya. Jadi, secara kuantitas kampus ini mempunyai input dan pangsa pasarnya sendiri, selain itu apabila kuliah di sini memiliki aturan tersendiri yaitu setiap mahasiswa yang kuliah wajib menjadi santri.
“Dengan adanya prodi baru ini, insyaallah ke depan STIS Miftahul Ulum bisa menampung lebih banyak mahasiswa baru. Dan, terpenting kita sebagai perguruan tinggi baru, mohon arahan dan bimbingan kepada bapak Direktur dari Kemenag RI karena disamping mengajukan prodi baru, kita akan melakukan alih status menjadi institut, mohon sahabat-sahabat yang di Kementerian memberikan arahan kepada kami agar bisa terus melakukan pengembangan kualitas agar hikmat dan manfaat atas keberadaan perguruan tinggi STIS Miftahul Ulum ini banyak dirasakan oleh masyarakat,” jelasnya.
Sambutan kedua, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Maksum Madiari juga menyampaikan terima kasih atas kehadiran Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama RI. Kata dia, penyerahan SK prodi baru ini sangat ditunggu sebab selama ini wali santri selalu bertanya kapan ada penambahan prodi. Setiap tahun Aliyah meluluskan sekitar 700-800 siswa namun tidak semua melanjutkan ke STIS sebab keterbatasan pilihan prodi yang ada. “Mohon arahannya kepada bapak Direktur apa yang harus kami lakukan ke depan agar dapat segera bisa berubah alih status menjadi Institut,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama RI Prof. Dr. Suyitno M.Ag mengatakan, ibarat mudahnya seorang ibu melahirkan namun sulitnya ketika sudah mendidiknya. Demikian pula dengan prodi baru ini, mudah keluarnya tapi sulitnya ketika mantenen dan merawat serta mengembangkannya, butuh kerja ekstra ke depannya, semuanya harus bekerjasama dengan baik agar bisa terawat dengan baik sehingga perkembangannya baik pula.
“Dan, saya sampaikan salut untuk STIS Miftahul Ulum ini, karena jarang-jarang saya menyerahkan prodi sampai empat, biasanya maksimal hanya dua. Terkadang hanya satu atau dua tapi khusus untuk kampus ini mendapat atensi khusus dari Pak Sekjen, langsung empat. Saya berharap ke depan akreditasinya minimal baik sekali karena kalau baik saja tidak cukup sebab kalau hanya baik penilaiannya itu kira-kira C. Memang sulit, kalau biasanya anaknya hanya dua sekarang bertambah empat, namun insyaallah bisa,” tandasnya.
Selanjutnya, sambung Prof. Dr. Suyitno, karena sudah ada penambahan empat prodi. Maka, tidak mungkin lagi diwadahi dengan STIS. Artinya, harus sesegera mungkin mengajukan transformasi menjadi STAI, kalau berubah menjadi Institut tidak mungkin sebab ada beberapa kendala kurangnya dua doktor dan 11 Lektor serta asisten ahli, insyaallah kalau sudah terpenuhi dalam satu tahun ini bisa berubah alih status menjadi institut, “Semoga dalam satu tahun ini semuanya dapat terpenuhi sehingga bisa beralih status menjadi institut,” tutupnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum KH. Husni Zuhri menyampaikan terima kasih atas kehadiran Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama RI Prof. Dr. Suyitno M.Ag yang telah hadir secara untuk langsung memberikan SK yang sudah ditunggu-tunggu sejak lama oleh keluarga besar PP Miftahul Ulum. “Mohon doa restunya, mohon doa restunya untuk kami mengembangkan lembaga ini dan mohon dukungnya untuk proses alih status, kekurangannya kami catat insyaallah kami akan berusaha memenuhinya,” katanya. Acara kemudian ditutup dengan doa yang dipimpin langsung KH. Husni Zuhri.
Penulis: Robith
Editor: Robith
Publiser: Robith