Kalimat di atas pernah disampaikan oleh Murobbi Ruhina Syaikhona KH. M. Husni Zuhri, Akhlak sebagai power sekalian poin utama ajaran agama Islam memberikan pemahaman kepada manusia agar senantiasa memiliki karakter dan perilaku yang baik. Islam bukan sekadar ajaran ritual melainkan Islam mengajarkan hubungan yang harmonis kepada sesama termasuk pada bumi sebagai tempat yang kita tinggali.
Tren yang terjadi di era generasi Alpha saat ini anak seringkali lebih mengidolakan artis, public figure, dan tokoh yang terdapat pada film tontonannya. Dibandingkan dengan mengidolakan gurunya, Ustadnya dan Dosennya apalagi mengidolakan kedua orang tuanya. Inilah sifat anak yang mudah meniru dan tertarik pada apa yang mereka lihat.
Terkadang seorang anak tidak bisa dididik dengan Bahasa lisan saja, sering kali nasehat dan dalil-dalil yang disampaikan tidak dihiraukan oleh anak. Justru dengan contoh perilaku yang disampaikan pendidik dengan Bahasa tubuh anak mudah meniru. Anak atau pemuda terdorong oleh keinginan halus yang tidak dirasakannya untuk meniru orang yang dikaguminya dari cara bergaul, cara bergerak, cara menulis.
Dalam aspek pendidikan ungkapan yang sering kita dengar لسان الحال أفصح واقوى من لسان المقال ini merupakan sebagian tahapan untuk mereformasi akhlak seseorang, namun yang tidak kalah pentingnya sebagai seorang Pendidik, bahwa adanya Ta’alluqul Bhatin antara seorang guru dan murid, antara Perceramah dan pendengarnya, hatinya harus sama-sama selalu dibersihkan dari sifat-sifat tercela dan tentunya harus saling mendoakan satu sama lain, ini yang dinamakan memperbaiki akhlak dengan akhlak.
Jangan hanya memberi contoh tapi juga harus menjadi contoh أسوة حسنة.
إنما بعثت لأتمم مكارم الاخلاق sebagai salah satu Hadis yang menerangkan jika Allah Swt. mengutus Nabi Muhammad Saw. ke muka bumi untuk menyempurnakan akhlak manusia. Nabi Muhammad Saw. menjadi teladan yang sempurna dengan akhlaknya. Bertutur kata yang lembut, suka menolong, senantiasa menegakkan keadilan menjadi salah satu contoh akhlakul karimah yang dimilikinya. Oleh karenanya, hendaknya manusia memperbaiki akhlak dan melakukan kebaikan pada diri kita terlebih dahulu. Mari kita jaga bumi dengan selalu menjaga lingkungan dan merawat alam semesta dengan Akhlak.
Penulis: Dr. Zainuddin
Wakil Ketua III STIS Miftahul Ulum
Editor: Robith
Publiser: Robith