LUMAJANG – Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Miftahul Ulum mengadakan seminar khusus mengangkat tema ‘Diaspora Peran Kaum Sarungan’ dengan mendatangkan narasumber Sekretaris MUI Kota Bandar Lampung sekaligus dosen UIN Raden Intan Bandar Lampung Dr. Abdul Aziz SH., S.Pd.I., M.Pd.I.
Disebut seminar khusus, sebab kata Ketua STIS Miftahul Ulum Mochammad Hisan, S.Psi., M.Sos yang bertindak sebagai Keynote Speech, mahasiswa STIS ini juga mahasantri. Jadi, setiap yang kuliah di STIS syaratnya harus bersedia menjadi santri.
“Makanya, seminar-seminar yang membahas soal santri itu penting, baik itu sebagai pengetahuan dan terlebih bekal bagi mahasiswa STIS bila kelak sudah lulus dan kembali ke masyarakat. Tidak perlu risau dan khawatir bagaimana nanti, bila serius berproses menjadi mahasantri nantinya akan mudah diterima di masyarakat,” kata Mochammad Hisan, Sabtu 2 Juli 2022.
Tidak hanya diterima, sambung Mochammad Hisan, bisa jadi nantinya yang akan menjadi pemimpin di tengah masyarakat dan menjadi pemberi solusi setiap persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat.
Sementara itu, Dr. Abdul Aziz SH., S.Pd.I., M.Pd.I. membuka materinya dengan mendefinisikan kata santri. Menurutnya, asal kata santri dari bahasa sansekerta yang artinya melek huruf ada juga yang mengatakan dari bahasa India yaitu mereka yang ahli kitab suci.
Santri, lanjut Dr. Abdul Aziz, adalah mereka yang bermukim di pesantren untuk belajar ilmu agama. Dan, identik dengan memakai sarung, berkopyah dalam berkegiatan sehari-harinya, “Meski demikian, santri bukan hanya mampu dalam bidang ilmu agama sebab saat ini, pesantren sudah dilengkapi dengan lembaga pendidikan formal sebagaimana di sini,” katanya.
Makanya, sambung Dr. Abdul Aziz, tidak perlu minder apabila bertemu dengan lulusan kampus lain, sebab yang alumni STIS Miftahul Ulum ini disamping mengusai ilmu umum juga mahir dalam ilmu agama, ada kelebihan yang tidak dimiliki oleh lulusan kampus umum lainnya. “Saya ini santri, dan bisa seperti sekarang ini karena dulunya berprosesnya sungguh-sungguh. Saya yakin, alumni STIS nanti juga bisa,” ucap Dr. Abdul Aziz disambut tepuk tangan.
Namun, kata Dr. Abdul Aziz, apabila berprosesnya tidak sungguh-sungguh, terlalu banyak tidur, hasilnya bakalan biasa-biasa saja, di mana pun tempat belajarnya asalkan serius, tekun serta tidak mudah patah semangat, maka hasilnya akan manis.
“Sekarang ini, santri sudah banyak yang menduduki jabatan penting di pemerintahan. Kalau ingin seperti itu, mulai sekarang harus kuat literasinya, harus kuat ideloginya dan harus kuat analisisnya. Bila ketiganya itu luar biasa, insyaallah kelak akan dibutuhkan banyak orang,” terangnya.
Penulis: Robith
Editor: Robith
Publiser: Robith Fahmi